Rabu, 02 Februari 2011

Kunjungn ke KOMINFO Metro

 Metro memiliki sebuah kom info yang terletak di Kota Metro tepatnya di Jln. J. Sudirman, metro.
Kami siswa SMK M3M yang pertama kali mengunjungi kom info kota metro.
dan berbagai info tentang KOMINFO Kota Metro,
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Metro akan memaksimalkan fungsi media center yang dapat digunakan oleh pers, pelajar/mahasiswa dan masyarakat untuk berbagai keperluan seperti pengiriman berita, pencarian bahan pelajaran, serta aktivitas lainnya yang menggunakan internet.

Menurut Kabid Kominfo Zulkifli, saat ini Dishubkominfo sudah memiliki media center dengan fasilitas ruang AC, hotspot, serta 8 unit computer yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menelusuri dunia maya secara gratis.

Seluruh unit komputer tersebut berasal dari bantuan Kementerian Kominfo sebanyak 4 unit dan pengadaan dari Pemkot Metro sebanyak 4 unit. Diharapkan fasilitas tersebut dapat mendukung peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya dibidang teknologi informasi.

Saat ini belum banyak pelajar/mahasiswa dan masyarakat yang memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah tersebut, menurut Zulkifli hal itu wajar, karena Media Center Kota Metro baru mulai dioperasionalkan di gedung yang baru pada awal Januari 2011 sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahuinya.

Untuk itu Dishubkominfo Kota Metro akan melakukan kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kota Metro untuk menjadwalkan para pelajar guna mendapatkan tambahan pengetahuan tentang bagaimana menggunakan internet dengan aman, nyaman dan bermanfaat.

Kepada pelajar/mahasiswa dan masyarakat yang berminat dipersilahkan datang ke Dishubkominfo, mengisi daftar hadir dan langsung dapat memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan dengan gratis.

Leia Mais…

Selasa, 01 Februari 2011

perkembangan wisata kota metro

Sejarah 
Metro bermula dari dibangunnya sebuah Induk Desa Baru yang diberi nama Trimurjo. Pembukaan Induk Desa Baru tersebut dimaksudkan untuk menampung sebagian dari kolonis yang telah didatangkan sebelumnya dan untuk menampung kolonis-kolonis yang akan didatangkan selanjutnya.

Kedatangan kolonis pertama di daerah Metro –yang ketika itu masih bernama Trimurjo- adalah pada hari Sabtu, 4 April 1936 dan untuk sementara ditempatkan pada bedeng-bedeng yang sebelumnya telah disediakan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian pada hari Sabtu, 4 April 1936 kepada para kolonis dibagikan tanah pekarangan yang sebelumnya memang telah diatur. Setelah kedatangan kolonis pertama ini, perkembangan daerah bukaan baru ini berkembang demikian pesat, daerah menjadi semakin terbuka dan penduduk kolonis-pun semakin bertambah, kegiatan perekonomian mulai tumbuh dan berkembang.

Pada hari Selasa, 9 Juni 1937 nama Desa Trimurjo diganti dengan nama Metro, dan karena perkembangan penduduknya yang pesat, maka Metro dijadikan tempat kedudukan Asisten Wedana dan sebagai pusat pemerintahan Onder District Metro. Sebagai Asisten Wedana (Camat) yang pertama adalah Raden Mas Sudarto. Penggantian nama Desa Trimurjo menjadi Desa Metro, karena didasarkan pada pertimbangan letak daerah kolonisasi ini berada ditengah-tengah antara Adipuro (Trimurjo) dengan Rancangpurwo (Pekalongan).

Mengenai nama Metro, seorang kolonis mengatakan berasal dari kata “Mitro” yang artinya keluarga, persaudaraan atau kumpulan kawan-kawan. Adapula yang mengatakan Metro berasal dari “Meterm” (Bahasa Belanda) yang artinya “pusat atau centrum” atau central, yang maksudnya merupakan pusat/sentral kegiatan karena memang letaknya berada ditengah-tengah.

Kolonis yang lain mengatakan Metro mempunyai artian ganda, yaitu saudara/persaudaraan dan tempat yang terletak ditengah-tengah antara Rancangpurwo (Pekalongan) dan Adipuro (Trimurjo).

Pemerintah Kolonial Belanda mempersiapkan penataan daerah kolonisasi ini dengan baik, yaitu dengan mengadakan pengaturan untuk daerah pemukiman, daerah pertanian, tempat-tempat perdagangan, jaringan jalan raya, tempat-tempat untuk pembangunan berbagai fasilitas sosial, jaringan saluran irigasi, untuk perkantoran, lapangan, taman-taman dan bahkan “rute” pembuangan air hujan. Dengan kata lain, Pemerintah Kolonial Belanda telah menggariskan “land use planning” daerah.

Seiring dengan perjalanan waktu, Kota Metro sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Kota Metro dan Ibukota Kabupaten Lampung Tengah ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif, yaitu pada stanggal 14 Agustus 1986 berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 34 Tahun 1986. Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada waktu itu yaitu Letjen TNI Soeparjo Rustam pada tanggal 9 September 1987.

Keinginan untuk menjadikan Kota Metro sebagai Daerah Otonom bermula pada tahun 1968, kemudian berlanjut pada tahun 1970/1971 ketika Panitia Pemekaran Dati II Propinsi Lampung merencanakan untuk memekarkan 4 Dati II (1 Kotamadya dan 3 kabupaten) menjadi 10 Dati II (2 Kotamadya dan 8 Kabupaten). Harapan yang diinginkan itu akhirnya terpenuhi dengan diresmikannya Kotamadya Dati II Metro (sekarang dengan nomenklatur baru disebut Kota Metro) berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1999 pada tanggal 27 April 1999 oleh Menteri Dalam Negeri (Letjen TNI Syarwan Hamid) di Plaza Departemen Dalam Negeri Jakarta, bersama-sama dengan Kabupaten Way Kanan dan Kabupaten Lampung Timur.

Lambang Daerah

Leia Mais…

Perkembangan Kota Metro, Lampung


Selama 10 tahun pemekaran berjalan, Metro mampu mengembangkan diri menjadi kota yang maju dari aspek pembangunan infrastruktur, pertumbulian ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Khusus tentang infrastruktur, Metro mewarisi peninggalan Belanda yang infrastrukturnya relatif teratur dalam tata ruang ataupun tata kota. Selain itu, Pemerintah Kota Metro melangsungkan pembangunan dengan mengikuti tata ruang yang direncanakan. Pengamat ekonomi dari Universitas Lampung mengatakan, Metro juga menjadi kota yang terus berkembang karena didukung sumber daya manusia yang memahami kebutuhan kota.
MENELUSURI jalan-jalan di Metro terkesan tata kotanya asri. Saat ini Metro sedang meletakkan dasar bagi perkembangan sebuah kota masa depan. Ruang publik dan hutan kota dirawat dan ditambah untuk paru-paru kota dan tempat komunikasi warga. Jalan protokol dan jalan utama dihijaukan. Ruas jalan masuk dan keluar Metro dilebarkan. Pelebaran dan pengaspalan Jalan Jenderal Sudirman (Gajar Agung dst) telah selesai dirampungkan, sedangkan Jalan Alamsyah Ratu Perwiranegara (dulu disebut Jalan Unyi) kini dalam tahap penyelesaian. Sarana jalan bagi kelancaran arus lalu lintas sangat penting artinya bagi kota yang dikenal sebagai kota penting kedua di Lampung. Tapi kalo jalan di 22 depan Brimob itu masih kayak dulu gak ya?
Metro tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah penduduknya. Penduduk kabupaten yang berbatasan langsung dengan wilayah ini, Lampung Tengah dan Lampung Timur, mencari nafkah dengan berdagang dan menjual jasa. Karena itu, di siang hari penduduk Metro lebih banyak dibanding jumlah penduduk resminya.

Leia Mais…